Mengingat pentingnya imunisasi ulang,pastikan anak usia nol sampai lima tahun mendapat imunisasi ulang campak dan polio.
Imunisasi Tambahan Agar Yakin Kebal
Imunisasi campak bisa dimulai sejak usia 9 bulan sampai 59 bulan untuk semua bayi dan balita. Walaupun sudah mendapat imunisasi campak sebaiknya imunisasi ditambah lagi supaya kekebalan tubuh anak makin kuat dan tidak diserang penyakit berbahaya itu. ”Penyakit campak itu seolah-olah tak bahaya, yang kebanyakan tahu hanya merah-merah bintik diluar kulit. Padahal di dalamnya virus campak bisa menyerang paru-paru, infeksi berat dan sebabkan kematian. Kalau serang otak bisa sebabkan kecacatan,” terang dr. Sujatmiko soal bahaya Campak.
Sementara imunisasi tambahan polio berlaku mulai umur nol sampai 59 bulan. Sekali lagi kata dia, walaupun anak sudah pernah mendapatkanya tetap boleh menambah imunisasi untuk menyakinkan kekebalan anak lebih kuat. Tujuan imunisasi ini agar anak-anak kuat dan mampu lawan penyakit.
Kekebalan dan kekuatan tubuh anak melawan kedua penyakit ini penting karena mudah menular. Kepala Sub Direktorat Imunisasi Dirjen Penyakit dan Penyehatan Lingkungan P2PL dr. Theresia Sandra menjelaskan campak penularannya melalui droplet atau cairan yang keluar dari hidung dan mulut. ”Misal anak ingusan lalu dilap ibunya yang lalu pegang anak lain, anak itu bisa tertular,” terang dr. Sandra. Sedangkan virus polio menular lewat kotoran manusia. ”Kemudian lewat air, tidak cuci tangan bersih atau air tak dimasak dengan baik, seperti KLB di Sukabumi, Keluarga disana BAB di sungai sehingga sungai tercemar dan hingga polio menyebar ke beberapa daerah,” tambah dr. Sandra. Karena itu ia kembali mengingatkan pentinya imunisasi. Imunisasi adalah yang utama dan bisa mencegah penularan kedua penyakit ini. Lainya tentu hidup bersih dan sehat. ”Tapi imunisasi menjadi utama karena aktif melindungi manusia,” kata dia.
Respon Atas Program Imunisasi Campak
Program imunisasi campak dan polio yang digelar pemerintah cukup mendapatrespon baik. Namum masih saja ada orang tua yang lupa atau tidak tahu tentang program ini. Lainya tak hadir imunisasi karena kuatir akan efek panas pada anak pasca imunisasi. Padahal menurut anggota Satgas Imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. Sujatmiko, reaksi panas pasca imunisai adalah reaksi normal tubuh atas benda asing yang masuk yaitu vaksin. Panas menunjukkan tubuh mampu memberi respon pada benda asing itu.” Kalau panas bagaimana? ya kasih obat penurun panas,” kata dr. Sujatmiko. Sebab itu dalam program imunisasi selalu tersedia obat panas karena dr Sandra. ”Kalau panas baru diberikan,” tambah dr. Sandra.
Dr. Sujatmiko menjelaskan respon berupa panas bisa datang pada hari kedua atau ketiga pasca imunisasi. Ada yang panas tinggi, ada yang rendah. Tergantung respon individu. ”Seperti makan cabe, ada yang makan cabe 1 kepedasan, ada yang makan lima cabe tidak kepedasan, individual sekali,” ujar dr. Sujatmiko. Panas itu biasanya berlangsung paling lama 2-3 hari. Tetapi manfaat imunisasi menurut dr Sujatmiko jauh lebih besar dari kekhawatiran akan panas anak itu. ”Sehingga anak itu bisa terhindar campak atau kena tapi campak ringan saja,” kata dia.
Ada juga yang kuatir imunisasi karena isu kalau anak diberi imunisasi maka virus yang dilemahkan dalam vaksin akan menyerang otak dan sebagainya. Padahal tidak demikian. Menurut dr. Sujatmiko imunisasi dilakukan seluruh dunia bukan hanya di Indonesia. Sampai negara maju dan bersih lingkunganya tetap melakukan imunisasi. ”Bahkan jumlah vaksinnya lebih banyak dari Indonesia. Ini artinya vaksin itu penting,” ujarnya.
Orang tua yang ingin memvaksin anaknya tak perlu banyak persiapan. ”Sedang pilek sedikit, tadi mencret sedikit pagi tadi, gak apa-apa imunisasi, jangan kuatir,” kata dr. Sujatmiko menjawab kekhawatiran umum soal persiapan imunisasi. Memang kalau panasnya tinggi kata dia, obati dulu panasnya. Kalau panas turun, besok bisa imunisasi. ”Masih ada waktu 8 hari lagi untuk dapat imunisasi,” tambah dr Sandra.
Gejala dan Akibat Campak dan Polio
Dr Sandra mengatakan campak gejala utamanya adalah demam. Setelah itu muncul bintik merah sekitar tubuhnya. ”Tapi kalau dokter bisa lihat ada bercak koplik dekat mulut. Itu biasanya tanda awal untuk campak, setelah dua hari biasanya hilang,” terang dr Sandra. Yang sering jadi masalah adalah pada anak yang campak yang diperhatikan orang tua hanya hanya bintik merah pada kulit saja. ”Orang jawa gabaken itu biasa, tapi yang jadi masalah kalau seluruh tubuhnya dan kebetulan keadaan anak tubuhnya tak sehat biasanya ada infeksi sekunder yang berdampak lebih berat,” kata dia. Infeksi sekunder itu bisa mengenai organ dalam anak.
Polio juga ditandai demam. Demam tinggi yang diikuti kelumpuhan mendadak. ”Lumpuh layu, biasa kita sebut, kaki, tangan,” kata dr Sandra. Kadang yang memberatkan kelumpuhan pada otot pernafasan yang berujung kematian.
Tindakan yang harus dilakukan bila terserang kedua penyakit ini, seperti pada penyakit lain adalah menurunkan panas anak lebih dulu. Beri penurun panas, kenakan baju tipis bukan diselimuti tebal dan beri minum anak sesering mungkin namun sedikit demi sedikit. ”Minum sedikit tapi sering, kalau kebanyakan muntah. Minum jangan air putih saja yang tak ada isinya. Bisa susu, jus, kuah sayur. Jadi disamping cairan ada nutrisi,” jelas dr Sujatmiko. Bila anak juga terkena batuk dan pilek, kedua gejala ini juag di obati dulu. Bila 2-3 hari tak ada kemajuan dan makin berat, segera datang ke petugas kesehatan terdekat. ”Sekali lagi campak kelihatan ringan tapi bisa menyebabkan kematian kalau tak diobati dengan baik. Maka dari itu perlu imunisasi campak dan imunisasi tambahan. Kalau sudah perlu tambahan lagi untuk yakinkan anak lebih kuat lagi,” tambahnya. Penanganan Polio juga begitu. Namun polio bila sudah tertular bisa menyebabkan lumpuh. Kalau campak bisa sembuh kalau diobati segera, anak akan sembuh total. Tapi kalau polio, sekali kena, cacat sumur hidup. Saat Tahun 2005 saat wabah polio muncul di Sukabumi, Banten dan sekitranya yang kemudian menyebar ke Lampung dan Madura, sekira 380-an anak lumpuh. Itu terjadi dalam waktu beberapa bulan saja. ”Bayangkan kalau itu terjadi lagi, kasihan saudara-saudara kita. Yang terkena sebagian besar adalah imuniasinya belum lengkap atau belum diimunisasi,”kata dr. Sujatmiko.
Karena itu dokter Sujatmko menghimbau orang tua terutama pada 17 propinsi yang jadi sasaran program imuniasi campak polio segera membawa anaknya untuk imuniasi. Ke-17 propinsi itu adalah semua propinsi di Pulau Sulawsi, Kalimatan, Jawa kecuali DIY dan Banten, NTB dan Lampung. ”Sekali lagi bawa anak anda imunisasi meski sudah lengkap,” tutup dr Sujatmiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar